Nasi Goreng
Universitas Budi Luhur
Membeli Nasi Goreng di Malam Hari
Pada suatu malam yang dingin, aku merasa sangat lapar setelah seharian beraktivitas. Karena di rumah tidak ada makanan, aku memutuskan untuk pergi keluar membeli nasi goreng. Warung nasi goreng langgananku berada tidak jauh dari rumah, hanya sekitar lima menit berjalan kaki.
Sesampainya di warung, aroma harum bumbu yang ditumis langsung menyambutku. Asap dari wajan besar mengepul, membuat suasana malam menjadi lebih hangat. Aku melihat beberapa orang sedang antre, menunggu pesanannya. Penjual nasi goreng itu sangat cekatan. Tangannya lincah mengaduk nasi, telur, kecap, dan aneka bumbu di atas wajan panas.
Ketika giliranku tiba, aku memesan satu porsi nasi goreng telur pedas. Sambil menunggu, aku duduk di bangku plastik sambil mengamati sekitar. Suara wajan beradu dengan spatula terdengar nyaring, tapi entah kenapa terasa menyenangkan.
Tak lama kemudian, pesananku siap. Aku membayar dengan uang pas dan mengucapkan terima kasih. Nasi goreng itu aku bawa pulang dengan hati senang. Di rumah, aku langsung membuka bungkusnya dan mulai makan. Rasanya lezat, gurih, dan pedasnya pas. Malam itu, aku merasa sangat puas dan kenyang.